Udah lama banget ga ngebuka Blog ini,
kasian banget sampe pas ku buka tadi banyak sarang laba-labanya.., haha
Oke deh, sekarang aku mau bagi info tentang metode penambangan yang digunakan
di tambang bawah tanah.
Metode Pada Tambang bawah tanah, adalah :
A.
Shrinkage Stoping
Shrikage
stoping adalah sistem penggaliannya
dilakukan secara over hand. Shrinkage stoping diterapkan untuk badan bijih yang
besar, kemiringan 50˚-90˚ (sleeply). Metode ini terletak antara kelas open stope dan filled stope. Bijih dihancurkan secara metode overhand dan dibiarkan terkumpul dalam stope.
Mengingat bijih akan mengembang dila dihancurkan makia sekitar 35% dari volume
batuan yang dihancurkan setiap peledakan harus diambil untuk memberikan ruangan
yang cukup dagi pekerja untuk bekerja diantara bagian atas bijih lepas dengan
atap.
Apabila
bijihnya lemah, maka bagian atap diatas pekerja dapat
disangga dengan baut batuan selama penambangan. Dinding stope secara otomatis akan disangga oleh
bijih lepas sampai kegiatan penambangan bijih selesai. Selanjutnya bijih
diambil secara keseluruhan, membentuk stope yang kosong. Dalam kasus ini
membetuk open stope atau metode shrinkage stoping general. Apabila dikhawatirkan akan terjadi
keruntuhan, dan hal ini tidak diinginkan, makastope dapat diisi oleh waste yang berasal dari stope atau kegiatan diatasnya, dalam kasus
ini membentuk filled stope atau metode shrinkage and fill.
Development yang dilakukan mirip dengan sublevel stoping, kecuali tidak mempunyaisublevel.
Penambangan bijih dilakukan pada sayatan horizontal dimulai dari bagian bawah
mengarah ketas melalui suatu manway. Manway dibuat dekat pillar vertical yang memisahkanstope yang berdekatan. Pillar vertical berukuran lebar diatas 40 feet.
Pada
shrinkage stoping, ore di angkut di horizontal slice, dimulai dari bawah stope dan terus maju ke atas. Bagian dari ore yang hancur ditinggalkan di stope yang telah ditambang, yang berfungsi
sebagai platform kerja untuk menambang ore bagian atas dan untuk mensupport
dinding-dinding stope. Melalui blasting, batuan menambah volume yang
didudukinya sekitar 50%, oleh karena itu 40% dari ore yang telah di blasting harus diambil secara kontinyu selama
penambangan untuk menjaga supaya keseimbangan headroom antara atas dan bawah
ore yang telah diblasting. Ketika stope telah maju ke batas atas dari stope yang direncanakan, hal ini
dihentikan, dan sisanya yang 60% dari ore dapat di ambil.
Ore
body yang lebih kecil dapat ditambang
dengan satu stope, area yang lebih besar dariore
body dibagi atas beberapa stope yang terpisah oleh pillar untuk menstabilkan hanging wall.Pillar biasanya dapat diambil setelah
penambangan yang reguler selesai. Sub level stopingtermasuk kedalam penyanggaan yang
dilakukan secara overhand. Dengan menggunakan pillarbuatan dari waste rock dan stull timber yang menyanggan dan melintang pada Sub level stopingdipasang pada geometri yang
sistematis.berfungsi sebagai berpijak pekerja dan sebagai peluncur bijih,
membentuk corong dan manway lining, dan sebagai penyangga lekat. Shrinkage
stoping dapat dipakai pada ore
body dengan :
· Dip yang tegak atau >700.
· Ore nya kuat.
· Hanging wall dan foot wall stabil
secara komparatif.
· Ore body homogeny.
· Ore tidak dipengaruhi storage di
stope (seperti sulfida ore yang cenderung terbakar dan terpisah ketika
terekspos ke udara.
Syarat
atau ciri-ciri Metode Shrinkage Stoping:
· Cocok untuk batuan kuat.
· Endapan mempunyai kemiringan lebih
dari 700.
· Tebal endapan tidak lebih dari 3 m.
· Endapan bijih memiliki nilai yang
tinggi baik kadar maupun harganya.
· Endapan bijih harus homogen atau
uniform.
· Penambangan tidak selektif.
· Bukan merupakan endapan Sulfida
(Fe), karena endapan Sulfida harus dengan metode selective mining, hal ini guna
menghindari pengaruhnya pada asam tambang.
Development untuk shrinkage stoping terdiri atas :
· Drift pengangkutan sepanjang bagian bawah stope.
· Crosscut ke ore di bagian bawah
stope.
· Finger raise dan cones dari crosscut
ke undercut.
· Undercut atau lapisan bawah stope
5-10 m di atas drift pengangkutan.
· Raise dari level pengangkutan
melalui undercut ke level utama untuk menyediakan akses dan ventilasi ke stope.
Keuntungan metode Shrinkage stoping:
· Investasi yang kecil terhadap
alat-alat/mesin-masin karena membutuhkan sedikit alat-alat.
· Ore dapat langsung didumping secara
langsung ke alat angkut melalui chute.
· Mengeliminasi hand-loading.
· Dapat langsung berproduksi.
· Mining Recovery tinggi.
Kerugian metode Shrinkage stoping:
· Kondisi kerja sulit dan berbahaya.
b.
Sub level Stoping
Adalah cara penambangan bijih terletak diantara
2 level dimana penambangan ini dilakukan membuat sub level yang berurutan.
Jarak antara level 100 – 200 feet sedang itu sub level 25 – 40 feet. Cara
penambangan ini dapat dilakukan dengan cara oper Hand. Level utama dihubungkan
dengan raise dan sub level.
Untuk
sub level ini cocok untuk endapan sebagai berikut :
· Ketebalan
endapan kurang lebih 10-20 meter.
· Kemiringan endapan sebaiknya 300
· Endapan harus keras
· Kountry rock/
sekelilingnya harus keras dan kompak agar tidak mudah terjadi pengotoran
(Dilution)
· Batas antara
endapan dengan country rock sebaiknya mudah dilihat dan bentuknya teratur.
· Penyebaran
bijih sebaiknya merata karena cara ini tidak memungkinkan tidak selektif.
Keuntungan
:
· Pekerjaan aman
karena pekerja tidak berada didalam stope.
· Biaya penambangan perton ore relatif
murah
· efisiensi
penambanggan lebih besar karena dapat melakukan penambangan secara serentak.
· Tidak di perlukan penyanggah
· Bijih dikeluarkan secara gravitasi.
Kerugiaan
:
· Banyak bukaan yang harus dikerjakan.
· Kehilangan mineral agak banyak
terutama pada waktu penggambilan pillar yang tertinggal.
· Sorting didalam
stope tidak dapat di hilangkan.
· Kesulitan pada
pengambilan pillar-pillar yang tadinya ditinggalkan sebagai penyanggah
sementara.
· Kemungkinaan
runtuhnya atap-atap dan dinding pada setiap kemajuaan tambang
Cara penambangan :
Bijih mulai diproduksi bila kemajuan development telah sampai
pada aktifitas dalam lombong. Fragmentasi bijih (broken ore) diperoleh melalui
ring drill dan peledakan. Kemudian Broken Ore masuk ke dalam Draw Point. Muka
dan dinding samping lombong ditinggalkan tanpa diberi penyanggaan.
Pembuatan Stoping dengan peledakan menggunakan lubang tembak panjang antara
20-30 meter yang dibuat dari sub level. Sistem pemboran peledakan umumnya
terdiri dari 2 metode umum yaitu :
· Pemboran
melingkar dengan diameter 50-75 mm
· Pemboran
paralel dengan diameter besar 200 mm.
c. Sub Level Caving
Sub Level Caving merupakan suatu cara
penambangan yang mirip top slicing tetapi penambangan dari sub level artinya
penambangan dari atas ke
bawah dan setiap penambangan pada suatu level dilakukan lateral atau meliputi
seluruh ketebalan bijih. Endapan bijih antara dua sub level ditambang dengan
cara meruntuhkan atau mengambrukkan.
Suatu
tumpukan bekas penyanggah (timber mat) akan
terbentuk di bagian atas dari ambrukan, sehingga akan memisahkan endapan bijih
yang pecah dari lapisan penutup di atasnya.
Metode
ini cocok untuk endapan – endapan bijih yang memiliki sifat seperti berikut :
· Bentuk endapan tidak homogen
· Kekuatan batuan samping lemah dan
dapat pecah menjadi bongkahan –bongkahan dan akan menjadi penyanggah batuan
terhadap timber di bawahnya.
· Kekuatan bijih lemah tetapi batuan
tidak runtuh untuk beberapa waktu dengan penyanggahaan biasa tetapi endapan ini
akan runtuh bila penyanggaan ini diambil.
Sub
Level Caving merupakan salah satu metode penambangan untuk tambang bawah tanah
yang berproduksi besar, tetapi cukup berbahaya. Umumnya kecelakaanyang terjadi
yaitu tertimpa oleh penyanggah sendiri.
Keuntungan
Sub Level Caving:
· Cara penambambangannya agak murah.
· Tidak ada
pillar yang di tinggalkan
· Kemungkinan
terjadinya kebakaran kecil, karena penggunaan penyanggah kayu sedikit, kecuali
pada endapan – endapan sulfida.
· Ventilasi agak lebih baik
dibandingkan dengan top slicing.
· Bisa mengadakan
pencapuran dengan memilih penambangan dari berbagai lombong yang berbeda
kadarnya.
· Pekerjaan
persiapan sebagian besar dilakukan pada badan bijih, sehingga sekaligus dapat
berproduksi.
Kerugian
sub level caving:
· Sukar untuk
mengadakan tambang pilih (selective mining), karena tak dapat ditambang bagian
demi bagian.
· Perolehan
tambang tidak terlalu tinggi.
· Dillution sering terjadi sampai 10 %
. Bila dillution harus rendah maka mining
recoverynya juga menurun.
· Merupakan cara penambangan yang
kurang luwes karena terlalu banyak syarat yang harus dipenuhi dan tidak mudah
diubah ke metode lain.
d. Block Caving
Diperlukan
pembuatan undercuting di bawah suatu blok bijih yang
besar, sehingga memungkinkan blok bijih tersebut ambruk. Urutan kegiatan
penambangan Block caving:
· Pembuatan crosscuts sistimatis di bawah badan bijih.
· Dari crosscuts dibuat finger raise menembus bijih.
· Bijih digali dibagian bawahnya
membentuk undercut, sehingga runtuh dan hancur oleh berat bijih dan berat
batuan diatasnya (overlying capping) membentuk broken ore yang cukup kecil untuk ditarik
melalui draw point.
· Runtuhan biasanya menerus sampai ke
permukaan bumi, apabila overburden telah ikut terpengaruh oleh
penarikan broken ore.
· Penarikan bijih terus berlangsung
sampai terlihat material overburden pada draw point.
Saat ini telah berhasil menangani blok bijih dengan tinggi
50 meter sampai 350 meter. Kriteria sukses operasi block caving, antaralain:
· Apabila blok bijih yang besar dapat
cepat hancur.
· Perolehan broken ore memadai.
· Dilusi kadar minimum.
· Kerusakan relatif kecil pada
bukaan-bukaan yang dipersiapkan selama development.
Aplikasi dalam penerapan metode ini,
antaralain:
· Urat lebar dan lapisan tebal,
cebakan homogen, overburden bersifat segera runtuh.
· Batuan penutup (caving) mempunyai
sifat runtuh.
· Bijih cukup kuat (tidak runtuh) saat development, dan segera runtuh bila undercut diledakkan.
· Daerah bijih relatif kering:
menghindari terbentuk lumpur yang akan mempersulit kontrol penarikan broken ore.
· Kadar homogen: block caving tidak selektif.
· Ideal untuk cebakan porphyry copper: mempunyai bijih dan caving lemah (tembagapura, papua)
Keuntungan penerapan metode ini, antaralain:
· Biaya penambangan rendah.
· Output tinggi: 10.000 – 100.000 ton/hari.
· Mekanisasi: tenaga buruh sedikit.
· Timber sedikit: mengurangi bahaya
kebakaran.
· Produksi terkonsentrasi: pengawasan
mudah.
· Kecelakaan tambang rendah
Sedangkan, Kerugian dalam penerapan metode ini, antaralain:
· Modal besar, dan developmen lama.
· Dilusi broken ore dengan waste rock.
· Bijih kadar rendah pada capping dan
batas badan bijih akan hilang (tidak terambil).
· Tidak fleksibel, tidak dapat diubah
ke metode lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar