Jumat, 07 Maret 2014
Istilah – istilah dalam tambang bawah tanah
”Prospecting” adalah kegiatan penyelidikan, pencarian dan atau penemuan endapan-endapan mineral berharga.
“Exploration” adalah pekerjaan-pekerjaan selanjutnya setelah ditemukannya endapan mineral berharga yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui dan men-dapatkan ukuran, bentuk, letak (posisi) , kadar rata-rata dan jumlah cadangan dari endapan tersebut.
“Development” adalah pekerjaan-pekerjaan untuk membuat lubang-lubang bukaan ke arah dan di dalam endapan bijih yang sudah pasti ada sebagai persiapan untuk penambangan dan pengangkutan endapan bijih tersebut.
“Exploitation” (mining) adalah pengerjaan penambangannya sendiri, yaitu mengambil dan membawa mineral-mineral berharga dari dalam kulit bumi ke permukaan bumi, baik dengan penggalian di permukaan tanah maupun di bawah tanah.
“Mineral” adalah suatu istilah umum untuk semua benda padat anorganik yang terbentuk di alam, mempunyai komposisi kimia tertentu dan sifat-sifat fisik yang tetap.
“Rock” (batuan) adalah kumpulan mineral yang membentuk kulit bumi.
“Ore” (endapan bijih, cebakan bijih) adalah endapan dari kumpulan mineral yang dari padanya dapat diarabil (di ekstrak) satu atau lebih logamnya dengan menguntungkan berdasarkan keadaan teknologi dan ekonomi pada saat ini.
“Country Rock” (batuan samping) adalah lapisan batuan yang mengelilingi suatu endapan bijih.
“Gangue Minerals” adalah mineral-mineral pengganggu yang tidak berguna tetapi yang terdapat bersama-sama mineral berharga pada suatu endapan bijih.
“Waste”, (barren rock) adalah batuan yang tidak mengandung mineral berharga atau bagian dari endapan bijih yang kadarnya sangat rendah.
“Vein” (urat bijih) adalah suatu daerah mineralisasi yang memiliki bentuk menyerupai pipa atau urat dan umumnya miring agak tajam terhadap bidang datar (lebih besar 45°).
“Shoot” (ore shoot; chimney) adalah bagian dari urat bijih (vein) di mana kadar mineral berharganya lebih tinggi dari sekelilingnya; mempunyai sifat-sifat khas antara lain;salah satu dimensinya jauh lebih besar dari dua dimensi yang lain.letaknya biasanya searah dengan kemiringan urat bijih.
“Pay Streak” sama dengan “Shoot”, hanya untuk endapan allu vial.
“Bedded deposit” adalah endapan bijih sedimenter yang letaknya horizontal atau sedikit miring, dan terletak sejajar dengan stratifikasi batuan di sekelilingnya. Misalnya : endapan batubara, endapan-endapan garam.
“Dissiminated Deposit” (endapan terpencar) adalah endapan bijih yang tidak teratur bentuk dan penyebaran kadarnya, letaknya terpisah-pisah dan biasanya terdapat pada suatu daerah yang luas.
“Masses” adalah endapan bijih yang luas dan bentuknya tidak teratur, pada umumnya endapan sekunder.
“Out Crop” (singkapan) adalah bagian dari suatu lapisan batuan atau endapan bijih yang tersingkap di permukaan bumi seringkali bagian itu tertutup oleh tanah atau tumbuh-tumbuhan yang tipis sehingga sukar terlihat.
“Float” adalah bagian atau pecahan dari endapan bijih yang tersingkap dan karena gaya-gaya pelapukan terbawa ke arah lembah.
”Overburden” (tanah/batuan penutup) adalah semua material atau batuan yang menutupi suatu endapan bijih.
“Bed rock” (batuan dasar) adalah semua material, atau batuan yang berada tepat di bawah suatu endapan bijih.
“Hanging wall” adalah lapisan batuan yang terletak di bagian atas suatu “Vein”? disebut “roof” untuk endapan batubara.
“Foot wall” adalah lapisan batuan yang terletak di bagian bawah suatu “Vein”; disebut “Floor” untuk endapan
“Dip” (kemiringan) adalah sudut terbesar yang dibentuk oleh suatu endapan bijih atau lapisan batuan dengan bidang datar.
“Strike” (jurus) adalah arah mendatar dari suatu endapan atau suatu batuan yang tegak lurus “dip”.
“Shaft” (sumuran) adalah suatu lubang bukaan vertikal atau miring yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan, alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi, penirisan dan lain-lain.
“Tunnel” (terowongan) adalah suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua belah kaki bukit.
“Adit” (terowongan buntu) adalah suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan hanya menembus di sebelah kaki bukit saja.
“Driff” adalah suatu lubang bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih dan arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan bijihnya.
“Cross Cut” adalah : (a). Suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jurus endapan bijih. (b). Suatu lubang bukaan mendatar yang menghubungkan “shaft” dengan endapan bijih. (c). Suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jalan pengangkutan utama (main haulage way).
“Level” adalah “drift” atau “Cross Cut” atau “Adit” yang dibuat dengan jarak-jarak yang teratur ke arah vertical; biasanya diberi nomor-nomor unit secara teratur menurut ketinggiannya dari permukaan laut atau menurut kedalamannya dari permukaan bumi.
”Raise” adalah suatu lubang bukaan vertikal atau agak miring yang dibuat dari “level” bawah ke “level” yang di atasnya.
“Winze” adalah lubang bukaan vertikal atau agak miring yang dibuat dari “level” atas ke arah “level” yang di bawahnya.
“Blind shaft” adalah suatu “raise” atau “winze” yang berfungsi sebagai “shaft”, tetapi tidak menembus sampai ke permukaan bumi.
“Stope” (lombong) adalah suatu tempat atau ruangan pada tambang bawah tanah di mana endapan bijih sedang ditambang; tetapi bukan penggalian yang dilakukan selama “development”. “Front/face” adalah permukaan batuan yang sedang ditambang.
“Sump’: adalah suatu sumuran dangkal untuk menampung air dari mana air kemudian dipompakan ke permukaan bumi. Biasanya dibuat di tempat terendah dari “Shaft”, dekat shaft ataupun “Level”.
“Shaft Collar” adalah bagian atas dari suatu “Shaft” yang diperkuat dengan beton7 kayu atau bambu (timber).
SISTEM
PENAMBANGAN BAWAH TANAH
Ditinjau dari sistem penyanggaannya, maka
metode penambangan bawah tanah ( Underground mining ) dapat digolongkan dalam 3
ketegori, yaitu :
Tapi yang kami ulas lebih mendalam
adalah Open Stope Metode.
A. Metode Penambangan Swa
Disangga (Open Stope Method)
Metode Swa Sangga (Self
Supported) menggunakan massa batuan near field sebagai penyangga diri sendiri,
tanpa penyangga buatan, cara ini diterapkan untuk kondisi batuan sekeliling dan
endapan bijih yang cukup kuat, sehingga tidak mudah runtuh kedalam lubang
galian.
Metode ini terbagi atas :
1. Glory Hole
Adalah merupakan system
gabungan antara sub open stope dengan supported method. Pada
sisrtem ini harus ditinggalkan pilar-pilar untuk mencegah penurunan permukaan
(Surpace subsidence)
System ini cocok untuk endapan-endapan bijih
yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Yang mempunyai ore
body / batuan samping yang kuat.
2. Cocok untuk
endaapan bijih yang sempit atau agak lebar tetapi berbentuk bulat/elips.
3. Untuk batas endapan
yang cukup jelas.
4. Mempunyai
kemiringan / dip 70 0.
Contohnya
: endapan bijih emas yang berbentuk vein.
Keuntungan
:
1. Ongkos
penambangan murah, karena tak perlu modal besar.
2. Cara
kerjanya relatif mudah dan sederhana, sehingga tak perlu karyawan yang
terampil.
3. Relatif
Aman.
Kerugian :
1. Produksi
kecil, yaitu 50-100 ton per hari, karena banyak pekerjaan yang ditangani secara
manual, sehingga pendapatan yang diperoleh kecil.
2. Sulit
mempertahankan jenjang-jenjangnya karena kesulitan dalam menurunkan batuan
hasil peledakan.
Cara penambangan :
Penambangan Glory Hole
mengaplikasikan suatu penggalian terbuka dimana bijih dipindahkan dari lombong
ke jalan pengangkutan dengan efek gravitasi.
Glory Hole sering
diartikan sebagai suatu operasi penambangan dimana bijih dihancurkan oleh
peledakan kemudian jatuh ke jalan bijih oleh efek gravitasi. Open Pits moderen
yang mengaplikasikan suatu sistem pengangkutan bijih melalui shaft yang
dibangun pada bagian luar pit limit, mencirikan suatu kesamaan proses
pengangkutan dengan glory hole.
Metode penambangan Glory
Hole dapat diterapkan untuk berbagai tipe jebakan, walaupun bentuk material
galian tidak mempunyai kecendrungan untuk bisa dikumpulkan pada Draw Point.
2.
Gophering
Yaitu suatu cara penambangan terhadap endapan
bijih yang kecil/tebal dan lebarnya kurang dari 3 meter kemiringan/dip bukan
menjadi suatu masalah bentuk endapan bisa reguler (tidak
teratur) dapat dipai untuk endapan yang bernilai tinggi tidak
dibenarkan untuk menambang “ore shoot” karena akan menggangu endapan bijih
keseluruhaan.
System ini cocok untuk endapan-endapan bijih
yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Kekuatan bijih
relatif kuat.
2. Kekuatan batuan
cukup kuat.
3. Bentuk endapan
tidak teratur.
4. Kemiringan
endapan spotty deposits, sukar ditambang dengan sistematik.
5. Ukuran
endapan kecil atau lebarnya lebih kecil 3 meter, terpisah-pisah, letaknya
terpencil.
6. Kadar
bijih tinggi, bagian-bagian yang miskin ditinggalkan sebagai pillar.
Contohnya : endapan bijih emas yang
tidak teratur tapi kadarnya tinggi.
Keuntungan
:
1. Ongkos
penambangan murah.
2. Memberi
tempat kerja dan memperoleh pendapatan tambahan bagi penduduk di sekitar
endapan.
Kerugian :
1. Produksinya
rendah.
2. Mencemari
lingkungan hidup.
Cara penambangan :
Cara penambangan
Gophering hanya mengikuti arah vein. Kalau cara ini diterapkan pada Vein yang
sangat kaya, metode ini sering memberikan keuntungan sementara. Hal ini karena
biaya pembuatan lubang bukaan dengan ukuran yang sangan bervariasi sangant
mahal.
3.
Shirinkage Stoping
Adalah suatu cara penambangan yang termasuk
over hand stoping dimana setiap bagian dibor dan diledakan dari bawah
keatas.tumpikan hasil ledaka akan dibiarkan dilantai yang dapat dimanfaatkan
sebagai tempat pemboran berikutnya dan untuk menyanggah country rock .
System ini cocok untuk :
1. Untuk endapan bijih
dan batuan sampingnya keras.
2. Kemiringan dari pada stope wall (dinding stope) harus
curam kira-kira sudutnya > 600.
3. Bentuk
urat/vain dengan ketebalan antara 1-3 meter.
4. Bentuk ore body
harus teratur sehingga tidak banyak bijih yang hilang (loose ore).
5. Harus mempunyai
batas yang jelas antara ore body dengan country rock
6. Orenya
bersifat tidak akan mengeras kembali bila bercampur dengan air.
7. Sebaiknya bukan
endapan sulfida.
Contohnya
adalah endapan bijih emas yang berbentuk vein tetapi kedalamannya dangkal.
Keuntungan
:
1. Ongkos deplopment
lebih rendah karena jarak antara level dengan level dan raise dan raise bias
berjauhan.
2. Biaya
hanling daripada ore lebih rendah karena ore dapat turun dengan sendirinya
secara gravitasi melalui chate.
3. Kayu-kayu
untuk tempat berdirinya pekerja tidak perlukan.
4. Ventilasinya
lebih baik karena dapat mengikuti bukaan.
5. Dapat melakukan
pembersihaan/cleaning mining karena recovery agak tinggi.
6. Produksi
dapat cepat terlaksana karena tinggal didalam stope.
7. Tidak
terjadi penurunan permukaan surface subsidence karena bekas-bekas dari stope di
isi material.
Kerugiaan
:
1. Menyulitkan
perusahaan yang bermodal kecil karena sebagian endapan masih tertinggal di
dalam stope tersebut.
2. Bila endapan
(Broken Ore) telalu lama tertinggal didalam stope dan endapan tersebut
mengandung oksida yang mudah teroksidasi oleh udara dan lama kelamaan akan
menjadi kompak hal ini akan menyulitka dalam proses metalurgi.
Cara penambangan :
Teknik penambangan
Shringkage Stoping meliputi kemajuan penambangan lombong pada arah vertikal dan
horisontal. Broken Ore digunakan sebagai tempat pijak dan penyangga sementara.
Operasi Shringkage
Stoping meliputi siklus pemboran dan peledakan, ekstraksi bijih, scalling dan
penyangga. Bijih dihancurkan dalam lombong melalui penggalian atap oleh
petambang yang bekerja tepat pada bagian bawah crown.
Broken Ore yang
ditinggalkan dalam lombong dapat berfungsi sebagai :
1. Tempat
berpijak yang stabil bagi pembor yang dapat menampung banyak pembor, sehingga
dapat mempercepat penambangan.
2. Sebagai
penyangga country rock.
4.
Sub level Stoping
Adalah cara penambangan bijih terletak
diantara 2 level dimana penambangan ini dilakukan membuat sub level yang
berurutan. Jarak antara level 100 – 200 feet sedang itu sub level 25 – 40 feet.
Cara penambangan ini dapat dilakukan dengan cara oper Hand. Level utama dihubungkan
dengan raise dan sub level.
Untuk
sub level ini cocok untuk endapan sebagai berikut :
1. Ketebalan
endapan kurang lebih 10-20 meter.
2. Kemiringan endapan
sebaiknya 300
3. Endapan harus keras
4. Kountry
rock/ sekelilingnya harus keras dan kompak agar tidak mudah terjadi pengotoran
(Dilution)
5. Batas
antara endapan dengan country rock sebaiknya mudah dilihat dan bentuknya
teratur.
6. Penyebaran
bijih sebaiknya merata karena cara ini tidak memungkinkan tidak selektif.
Contohnya adalah endapan bijih besi.
Keuntungan
:
1. Pekerjaan
aman karena pekerja tidak berada didalam stope.
2. Biaya penambangan
perton ore relatif murah
3. efisiensi
penambanggan lebih besar karena dapat melakukan penambangan secara serentak.
4. Tidak di perlukan
penyanggah
5. Bijih dikeluarkan
secara gravitasi.
Kerugiaan
:
1. Banyak bukaan yang
harus dikerjakan.
2. Kehilangan mineral
agak banyak terutama pada waktu penggambilan pillar yang tertinggal.
3. Sorting
didalam stope tidak dapat di hilangkan.
4. Kesulitan
pada pengambilan pillar-pillar yang tadinya ditinggalkan sebagai penyanggah
sementara.
5. Kemungkinaan
runtuhnya atap-atap dan dinding pada setiap kemajuaan tambang
Cara penambangan :
Bijih mulai diproduksi
bila kemajuan development telah sampai pada aktifitas dalam lombong.
Fragmentasi bijih (broken ore) diperoleh melalui ring drill dan peledakan.
Kemudian Broken Ore masuk ke dalam Draw Point. Muka dan dinding samping lombong
ditinggalkan tanpa diberi penyanggaan.
Pembuatan Stoping dengan
peledakan menggunakan lubang tembak panjang antara 20-30 meter yang dibuat dari
sub level. Sistem pemboran peledakan umumnya terdiri dari 2 metode umum yaitu :
1. Pemboran
melingkar dengan diameter 50-75 mm
2. Pemboran
paralel dengan diameter besar 200 mm.
B. SUPORTED
STOPE METHOD
1. Cut and Fill
Adalah suatu metode
penambangan dengan jalan mengambil bagian demi bagian (slice by) dimana bagian
yang sudah ditaambang dikeluarkan orenya lalu dimasukan
material pengisi sebelum penambangan berikutnya dilakukan.
Material
pengisi disini berfungsi sebagai berikut :
1. tempat
berpijak untuk pemboran dan penggalian berikutnya.
2. sebagai penyanggah
batuan sekelilingnya.
3. Untuk
mencegah terjadinya penurunaan permukaan.
System ini cocok untuk
endapan sebagai berikut :
1. Untuk endapan yang
berbentuk Paint dengan dip 450
2. Untuk
endapan dengan ketebalan 1-6 meter.
3. Batuan sampingnya
agak lunak/kurang kompak.
4. orenya memiliki
nilai yang tinggi dan memerlukan mining recovery yang tinggi guna menutupi
ongkos.
5. Dapat dipergunakan
untuk endapan bijih yang batasnya kurang teratur dan banyak terdapat Barrent
rock (batuan sekelilingnya masuk kedalam bijih). Diantara endapan bijih yang
sedang ditambang.
Keuntungan
:
1. Cukup pleksibel
sehingga dapat menambang bagian-bagian yang sulit dan dapat mengadakan selektif
mining.
2. dari stope dapat
dilakukan eksplorasi untuk mengetahui arah penyebaran bijih selanjutnya.
3. Barrent rock/Wasle
dapat dipakai material pengisi.
4. Pemakai timber
sedikit sehingga kemungkinan kebusukan kayu dan kebakaran jarang terjadi.
5. Bisa mendapatkan
mining Recovery yang tinggi.
6. Bila
memungkinkan penambangan dilakukan pada beberapa tempat sehingga produksinya
besar.
7. Kecil kemungkinan
terjadinya penurunaan permukaan
Kerugiaan:
1. Selain menambang
juga harus mencari material pengisi
2. harus dilakukan
pemisahaan yang cukup baik antara endapan bijih dengan material pengisi agar
tidak terjadi pengotoran
3. Ongkos penambangan
relatif tinggi
2. STULL STOPING
Adalah
suatu metode penambangan yang menggunakan penyanggaan kayu (timber), dan
penyangga dipasang langssung dari hanging wall ke foot wall. Penyangga ini disebut
stull. Penyanggaan ini bias sistimatis,tetapi bias juga hanya dipasang setempat
bila bila keadaan batuan memungkinkan.
Metode
penambangan ini cocok untuk endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai
berikut :
1. Kekuatan bijih agak
tebal, sehingga tidak perlu disangga
2. kekuatan batuan
samping mudah pecah
3. Kemiringan endapan
tidak terlalu berpenggaruh
4. Ukuran endapan
antara 1-3 meter, yaitu ketebalan masih bias dicapai oleh penyangga kayu tanpa
sambungan (timber)
5. Kadar
bijih tinggi, karena ongkos penambangan juga tinggi.
Cara penambangan
1. Penerapannya
dibatasi oleh panjang stull.
2. Untuk
menghindari amblesan (Surface Subsidence) maka harus diisi
degan material pengisi sehingga dapat berubah manjadi cut and fill
3. Kalau
penurunan permukaan bumi, maka lubang bekas lombong dapat dibiarkan kosong dan
runtuh sendiri maka biasanya yang dipakai top slicing.
Segi positif stull
stoping
1. Cara
penambangan sangat sederhana karena cara penyanggan ini tidak sulit sehingga
tidak memerlukan banyak karyawan yang terampil
2. Bisa
meninggalkan pillar yang terbuat dari barent rock.
3. Karena
luwes dapat dilakukan selective mining, maka perolehan tambangnya bias tinggi.
4. Memiliki
jaminan keamanan yang cukup baik dibandingkan square setting atau cut and fill,
karena ukuran endapan bijihnya tipis.
Segi negatif Stull
Stoping
1. Karena
memakai penyangga kayu dapat menyebabkan pembusukan serta kebakaran.
2. Pada
umumnya sukar untuk menghindari terjadinya pengotoran.
3. Dapat
menyebabkan amblesan kecuali diikuti dengan pengisian bekas-bekas lombong.
3.
Square Set Stoping
Square set stoping
merupakan sistem panambangan dengan penyanggaan secara sitematis yang saling
tegak lurus kesegala arah (tiga dimensi). Penyangga ini memilki kerangka berupa kubus maupun empat
persegi panjang.
Cara ini cocok untuk
endapan yang bersifat :
1. Kekuatan
bijih lemah serta mudah runtuh.
2. Kekuatan
batuan samping lemah serta mudah runtuh
3. Bentuk
endapan tak perlu memiliki batas-batas yang baik atau jelas dilihat, misalnya
mempunyai off shoot, pocket, dll.
4. Kemiringan
endapan > 450 yg berbentuk urat bijih.
5. Ukuran
endapan minimum 3,5 m.
6. Memiliki
kadar bijih yang sangat tinggi.
Umumnya cara ini cocok untuk
endapan dengan batuan yang lunak, oleh karena itu cara penambangan ini sulit
untuk diubah kecara penambangan yang lain.
Akan tetapi kalau sangat
terpaksa, misalnya karena keadaan batuan agak keras dan surface subsidence
tidak boleh terjadi, maka dapat diubah ke cara cut and fill atau stull stoping
bila urat bijihnya tipis.
Cara penambangan ini
dapat dipakai sebagai pelengkap atau pembantu cara penambangan lain bila bentuk
bijihnya tidak baik, misalnya ditemukan off shoot, atau penyangga under cat pada
blokcaving. Kecuali square setting sering dipergunakan untuk mengambil pillar
yang terletak diantara lombong-lombong yang sudah diisi dengan filling
material.
Segi positif Square Set Stoping
1. Dapat digunakan
untuk menambang segala macam ukuran dan bentuk endapan bijih, asal
kemiringan >450,luwes dalam arti dapat menambang segala macam
bentuk endapan.
2. Dapat
dipakai untuk endapan dan batuan samping yang keadaannya sangat lunak dan mudah
runtuh.
3. Memungkinkan
dilakukannya penambangan dengan mining recovery yg tinggi > 90% (high mining
extraction)
4. Ventilasi
lebih mudah diatur.
5. Dapat
memberi keamanan kerja yang tinggi.
Segi negatif Squar Set
Stoping
1. Memakai
banyak penyangga kayu sehingga menyebabkan ongkos penambangan manjadi mahal,
kemungkinan bahaya kebakaran lebih besar, dan dapat terjadi pembusukan sehingga
akan terbentuk gas-gas beracun.
2. Waktu
untuk penyiapan dan penyediaan kayu penyangga lebih kurang dari 30%, sedangkan
volume kayu yang dibutuhkan sekitar 6-15%.
3. Sukar
diubah kesistem penambangan yang lain.
C. METODE PENAMBANGAN
BATUBARA
Secara umum penambangan
batubara terdiri dari pemotongan, pemuatan, pemasangan penyangga, penambangan
GOB, transportasi serta penanganan gas, penyangga serta debu untuk itu metode
penambangan batubaraa harus dipilih dengan hati-hati :
1. Penentuaan struktur
pit dengan kondisi alam misalnya : patahaan
2. Penentuan system
penambangan batubara
3. Tindakan
terhadap transportasi ventilasi penimbunan kembali dan keselamatan
4. Persiapan
9penyangga, alat-lat)
5. Penggunaan
mesin penaambangan batubara yang sesuai.
6. Praktek penambangan
batubara.
7. Penetapan
produksi batubara dan rencana ketenagakerjaan.
Faktor dalam penentuan penambangan :
1. Pekerjaan
penambangan harus aman dan terpercaya.
2. Metode
yang sedapat mungkin dapat menambang secara sempurna.
3. Metode
yang efisiensinya tinggi jika penggunaan bahan perton yang sedikit dan
ekonomis.
Pemilihaan metode
penambangan batubara dan kondisi alam yang menjadi faktor penentu dalam
pemilihaan tersebut :
1. Ketebalan lapisan
batubara
2. Kemiringan
3. Sifat atap dan
lantai
4. Hubungan beberapa
lapisan
5. Ada
tidaknya petarifid wood dan parting
6. Banyak
tidaknya gas dan air yang keluar
7. Ada
kemungkinan terjadinya swa bakar.
8. Rekar
batubara dan tekanan bumi serta kekerasan batubara tersebut.
9. Kondisi lain.
1. Room And Pillar
Suatu metode penambangan
yang menyatakan suatu blok akan menggali masuk 2 sistem atau jalur,
masing-masing melintang dan memanjang.
Metode ini hanya
penggalian maju terowongan terhadap room and pillar secara berurutan mulai dari
yang terdalam apabila jaringan terowongan digali telah mencapai batas maksimum.
Keuntungan :
2. Lingkup penyesuaian
terhadap korelesi alam penambangan lebih luas dibandingkan dengan long
wall yang di maksimumkan
3. Hingga batas –
batas tertentu dapaat meenyesuaikan terhadap variasi kemiringan
4. Mampu menambang
blok yang tersisa oleh penambangan system long wall misalnya karena adanya
patahaan
5. Dapat
melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan dengan perlindungan permukaan.
6. Cukup efektif untuk
menaikan Recovery (Pillar Robbing) menaikan recovery baatubara.
Kelemahan
:
1. Recovery
penambangan rendah (60 –70 %).
2. Banyak terjadi
insiden (kecelakaan) atap yang runtuh
3. Ada
batas maksimumpenambangan bagian dalam karena adanya tekanan bumi.
4. Karena
banyak yang disisakan akan meninggalkan masalah dari segi keamanan untuk
penerapan dilakukan batubara untuk mudah mengalami swa bakar/self combustion.
2. Metode
penambangan batubara system long wall/lorong panjang
Metode penambangan
batubara adalah yang digunakan secara luas pada penambangan bawah tanah.
Ciri-ciri penambangan batubara long wall
adalah sebagai berikut :
1. Recoverynya
tinggi karena menambang sebagian besar batubara
2. Permulaan
kerja dapat dipusatkan karena dapat berproduksi besar.
3. Apabila
kemiringannya landai mekanisasi penambangan, transportasi dan penyanggaan
menjadi beda sehingga dapat meningkatkan efisiensi penambangan.
4. Karena dapat
memusatkan permukaan kerja, panjang terowongan yang dikerja terhadap produksi
batubara menjadi pendek.
5. Mengguntungkan dari
segi keamanan karena ventilasinya mudah dari swa bakar/self combustion yang
timbul juga sedikit.
6. Karena
dapat menguatkan tekanan bumi, pemotongan batubara menjadi mudah.
7. Apabila terjadi
hal-hal keruntuhan kerja dan kerusakan mesin maka penggunakan produksi batubaranya
besar.
D.
Metode Ambrukan (Caving Methods)
1. Top
Slicing
Top
Slicing adalah suatu penambangan untuk endapan-endapan bijih dan lapisan
penutup (overburden) yang lemah atau mudah runtuh.
Penambangan
dilakukan selapis demi selapis dari atas ke bawah pada lombong yang disanggah.
Kalau lombong sudah selesai digali, maka penyanggah di atasnya dibiarkan runtuh
sedikit demi sedikit atau secara bertahap. Metode ini akan memungkinkan perolehan tambang yang
tinggi walaupun sering terjadi “dillution”.
Upaya untuk meningkatkan efesiensi sistem penambangan ini
adalah:
1.
Untuk
memperbesar produksi, daerah penggalian diperbesar di beberapa permukaan kerja
(front).
2.
Mengurangi jumlah “raise”
berarti jarak antar raise dapat diperbesar.
3.
Mengurangi pekerjaan, persiapan harus
diimbangi dengan pengangkutaan yang lebih efisien.
Untuk menghindari bahaya dan mengurangi
keselamatan kerja, proses ambrukan sebaiknya dibuat secara pelan-pelan agar
tidak runtuh.
Keuntungan
Top Slicing :
1.
Jika
batuan samping tidak terlalu lemah, maka pengotoran jarang terjadi.
2.
Dapat
mengadakan pengambilan contoh batuan (sampling) di dalam lombong secara teratur
untuk mengetahui batas endapan yang pasti.
3.
Dapat
menghasilkan produksi yang besar.
4.
Jika
endapan bijih teratur dan jelas batas - batasnya, maka perolehan
tambangnya sangat tinggi (90 – 95).
Kerugian
Top Slicing :
1.
Penirisan
menjadi sibuk karena pada saat hujan, air hujan masuk dari retakan – retakan.
2.
Dapat
menyebabkan amblesan yang merusak topografi dan tata lingkungan
3.
Ventilasi lombong menjadi sukar, sehingga
perlu peralatan khusus.
4.
Membutuhkan
persiapan kerja yang lama dan banyak.
5.
Banyak
mengunakan penyanggah kayu sehingga dapat menyebabkan kebakaran dan penimbunan
gas–gas beracun dari proses pembusukan kayu penyanggah.
2. Sub Level Caving
Sub Level Caving
merupakan suatu cara penambangan yang mirip top slicing tetapi penambangan dari
sub level artinya penambangan dari atas ke bawah dan setiap penambangan
pada suatu level dilakukan lateral atau meliputi seluruh ketebalan bijih. Endapan
bijih antara dua sub level ditambang dengan cara meruntuhkan atau
mengambrukkan.
Suatu tumpukan bekas penyanggah (timber mat)
akan terbentuk di bagian atas dari ambrukan, sehingga akan memisahkan endapan
bijih yang pecah dari lapisan penutup di atasnya.
Metode ini cocok untuk endapan – endapan
bijih yang memiliki sifat seperti berikut :
1. Bentuk endapan
tidak homogen
2. Kekuatan batuan
samping lemah dan dapat pecah menjadi bongkahan –bongkahan dan akan menjadi
penyanggah batuan terhadap timber di bawahnya.
3. Kekuatan bijih
lemah tetapi batuan tidak runtuh untuk beberapa waktu dengan penyanggahaan
biasa tetapi endapan ini akan runtuh bila penyanggaan ini diambil.
Sub Level Caving merupakan salah satu metode
penambangan untuk tambang bawah tanah yang berproduksi besar, tetapi cukup
berbahaya. Umumnya kecelakaanyang terjadi yaitu tertimpa oleh penyanggah
sendiri.
Keuntungan
Sub Level Caving:
1. Cara penambambangannya
agak murah.
2. Tidak
ada pillar yang di tinggalkan
3. Kemungkinan
terjadinya kebakaran kecil, karena penggunaan penyanggah kayu sedikit, kecuali
pada endapan – endapan sulfida.
4. Ventilasi agak
lebih baik dibandingkan dengan top slicing.
5. Bisa
mengadakan pencapuran dengan memilih penambangan dari berbagai lombong yang
berbeda kadarnya.
6. Pekerjaan
persiapan sebagian besar dilakukan pada badan bijih, sehingga sekaligus dapat
berproduksi.
Kerugian
sub level caving:
1. Sukar
untuk mengadakan tambang pilih (selective mining), karena tak dapat ditambang
bagian demi bagian.
2. Perolehan
tambang tidak terlalu tinggi.
3. Dillution sering
terjadi sampai 10 % . Bila dillution harus rendah maka mining
recoverynya juga menurun.
4. Merupakan cara
penambangan yang kurang luwes karena terlalu banyak syarat yang harus dipenuhi
dan tidak mudah diubah ke metode lain.
3. Blok
Caving
Block Caving merupakan suatu cara penambangan
yang dimulai dengan membuat suatu “undercat” terhadap suatu blok endapan bijih.
Sebelum undercat diruntuhkan, harus disanggah dulu memakai pillar kemudian
pillar ini di buang, maka blok akan runtuh secara perlahan– lahan.
Corongan bijih ore chute harus banyak, agar
pengambilan bijih yang pecah (broken ore) dapat merata dan batas antara bijih
dan lapisan penutup teratur, sehingga kemungkinan terjadinya pengotoran
(dillution) karena bercampurnya bijih dengan lapisan penutup dapat dibatasi atau
dikurangi.
Metode ini cocok untuk endapan bijih yang
memilki sifat seperti berikut:
1.
Bentuk
endapan homogen karena tidak mungkin dilakukan tambang pilih.
2.
Kekuatan
bijih lemah sehingga mudah pecah atau runtuh dan dapat dipisahkan dari block di
sebelahnya.
3.
Kekuatan batuan samping lemah, sehingga mudah
pecah menjadi bongkah – bongkah yang lebih besar dari pada bongkah bijih,
dimana tekanannya akan membantu memecah endapan bijih di bawahnya.
4.
Kemiringan endapan tidak menjadi soal, tetapi
jika berbentuk urat bijih sebaiknya memiliki kemiringan > 65°.
5.
Kadar
bijih tidak perlu bernilai tinggi.
Pada umumnya cara ini
cocok untuk endapan-endapan pada bijih yang berukuran besar, dan akan sangat
mudah dalam penambangannya jika batas antara endapan bijih dan lapisan penutupnya
teratur, tidak banyak kantung bijih (pockets) “ore shoot”, “off shoot”, dll.
Keuntungan
blok caving:
1.
Pekerjaan persiapan penambangan hanya terjadi
pada permulaan saja, setelah ambrukan berjalan, maka pekerjaan persiapan
umumnya sudah berakhir.
2.
Keamanan
karyawan lebih terjamin, kecuali perawatan pada “draw point”.
3.
Dapat
berproduksi besar, dan hanya memerlukan sedikit pemboran, peledakan serta
penyanggah, jadi dapat menekan ongkos penambangan.
4.
Ventilasi
lebih baik, apalagi bila rekahan–rekahan di antara bijihnya yang pecah itu
tidak tertutup oleh partikel–partikel halus, jadi biasa terjadi ventilasi alam.
5.
Produksi
terpusat pada “draw point” dan draw point terkumpul pada “grizzly level”,
sehingga produksi mudah terkontrol.
Kerugian
blok caving :
1.
Membutuhkan biaya besar dan waktu yang lama
pada tahap pertama persiapan penambangan.
2.
Perawatan “draw point” dan saluran–saluran
yang dilalui bijih (ore passes) umumnya sulit dan mahal.
3.
Penggotoran
sering terjadi terutama menjelang akhir penambangan, sehingga perolehan tambang
rendah.
4.
Cara
penambangan ini sukar diubah ke sistem penambangan yang lain dan produksi tidak
dapat dihentikan terlalu lama, karena dapat menyebabkan macetnya proses
penurunan.
5.
Ukuran
“broken ore” tidak dapat dikontrol.
Langganan:
Postingan (Atom)